Minggu, 20 November 2011

Yayuk Beri Kontribusi Lewat Tennis Academy

Pensiun menjadi petenis bukan sebuah halangan bagi seorang Yayuk Basuki untuk tetap berkontribusi bagi kemajuan dunia tenis Indonesia. Dengan Yayuk Basuki Tennis Academy (YBTA), mantan ratu tenis Indonesia ini terus memberikan sumbangsih untuk kemajuan dunia tenis di negara ini.




Sore itu, Okezone menemui Yayuk yang sedang bersantai untuk berbincang-bincang. Tanpa sungkan Yayuk pun bercerita banyak tentang YBTA yang ternyata sebelumnya bernama sekolah tenis Sri Utaminingsih (kakak iparnya). Sekolah tenis itu kemudian di takeover olehnya dengan lingkup yang diperluas menjadi akademi dan kini telah memiliki sekitar 140 murid.

“Disini merupakan sekolah tenis dari tingkat beginner hingga tingkat Advance, tingkat turnamen. Ini merupakan sekolah tenis dengan akademinya sendiri, di mana ada Tennis Camp, jadi ke tingkat pemain nasional. Itu yang kita lakukan dan coba kita kembangkan saat ini,” ujar Yayuk kepada Okezone.com, Kamis sore (20/10/2011) di kantin lapangan tenis Patiunus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

“Visi Misi kita simple yah, saya ingin mengembangkan olahraga di tanah air, khususnya di tenis. Saya sendiri sebagai mantan pelaku yang sudah 26 tahun mengabdikan karir saya di tenis untuk Indonesia, jadi saya pikir ingin mengulang sukses ini melalui regenerasi untuk anak didik kita yang muda-muda,” papar Yayuk.

Dengan mata menerawang, Yayuk pun merasa prihatin melihat prestasi para atlet tenis Indonesia. Menurutnya, terjadi penurunan prestasi di mana Indonesia yang dahulu disegani di kancah Asia dengan tradisi emas, kini seperti bahkan tidak mampu berbuat banyak di kancah Asean (Asia Tenggara).

“Saya sebagai pelaku impiannya sudah tercapai dan sekarang sebagai Pembina saya ingin memperbaiki citra tenis Indonesia di kancah internasional, karena saat ini pertenisan kita sedang berada di bawah. Kita ingin juga perbaiki lagi citra pertenisan Indonesia di kancah dunia,” imbuhnya.

Satu-satunya petenis putri Indonesia yang mempunyai peringkat tertinggi di WTA (meraih peringkat 19) ini berharap ada pihak-pihak yang peduli dan mendukung anak-anak didiknya yang kurang mampu namun berprestasi dan memiliki kemampuan yang baik. Pasalnya untuk bisa ikut turnamen di luar negeri, mereka harus merogoh kocek yang cukup dalam, dan hal itu menjadi kesulitan sendiri bagi dirinya dan anak didiknya.

Dikutip : okezone.com

Arsip Blog